Hubungan Personal Hygiene Dan Kualitas Air Bersih Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Serakapi Kecamatan Woja Kabupaten Dompu Tahun 2023
DOI:
https://doi.org/10.70716/mohr.v1i3.31Keywords:
Stunting, Personal hygiene, Clean water quality, ToddlersAbstract
In this world, more than 2 million deaths of children under the age of five are directly related to malnutrition, mainly due to stunting and wasting. Until now, stunting or shortness is a nutritional problem that still occurs in Indonesia (Arisman, 2010). Stunting is a problem of malnutrition that occurs for along time due to a lack of food consumption according to the body’s needs so that children experience stunting or have a height that is shorter than the standard height based on age (MCA, 2015). This research is a quantitative study using an analytical observational research design with a cross sectional method. This research was conducted on February – March 2023 in Serakapi village, Woja District, Dompu Regency. The population of the study was toddlers in Serakapi village with a sample of 117 toddlers. Data analysis using Chi Square method. The result of chi square test showed that there was a relationship between personal hygiene and stunting on toddlers in Serakapi village, Woja district, Dompu Regency in 2023, indicated by a P value of 0.014. the result of chi square test on the quality of clean water showed that the P value is 0.000 which means that there was arelationship between the quality of clean water and stunting on toddlers in Serakapi village, Woja district, Dompu Regency in 2023.
Downloads
References
Agustia, A. (2020). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin tahun 2020 (hlm. 20–25). Universitas Sumatera Utara.
Anugraheni, H. S. (2012). Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 12–36 bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati [Skripsi, Universitas Diponegoro].
Apriluana, G., & Fikawati, S. (2018). Analisis faktor-faktor risiko terhadap kejadian stunting pada balita (0–59 bulan) di negara berkembang dan Asia Tenggara. Jurnal Media Litbangkes, 28(4), 253–260. https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.472
Aridiyah, F., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah pedesaan dan perkotaan. Jurnal Gizi Indonesia, 3(1), 25–33.*
Astari, L. D., Nasoetion, A., & C. M. (2005). Hubungan karakteristik keluarga, pola pengasuhan, dan kejadian stunting anak usia 6–12 bulan.
Bappenas Republik Indonesia. (2013). Pedoman perencanaan program gerakan sadar gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Jakarta: Bappenas RI.
Desyanti, C., & Nindya, T. S. (2017). Hubungan riwayat penyakit diare dan praktik higiene dengan kejadian stunting pada balita usia 24–59 bulan. Amerta Nutrition, 1(3), 243–250.*
Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu. (2021). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu. Dompu: Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu.
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. (2021). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2020. Mataram: Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Djula, S. N. (2019). Studi ketersediaan air bersih dan penyediaan air minum rumah tangga di Kelurahan Oebobo Kecamatan Oebobo tahun 2019 (hlm. 9–22). Poltekkes Kemenkes Kupang.
Irianto, K. (2013). Mikrobiologi medis. Bandung: Alfabeta.
Karundeng, R. L., Ismanto, Y. A., & Kundre, R. (2015). Hubungan jarak kelahiran dan jumlah anak dengan status gizi balita di Puskesmas KAO Kecamatan KAO Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Keperawatan, 3(1), 1–9. https://doi.org/10.35790/jkp.v3i1.7448
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010a). Pedoman perilaku hidup bersih dan sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010b). Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Infodatin: Situasi balita pendek. Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pusat Krisis Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kusharisupeni. (2002). Growth faltering pada bayi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat [Tesis, Universitas Indonesia]. http://journal.ui.ac.id/upload/artikel
Marlinae, L., Khairiyati, L., Rahman, F., & Laily, N. (2019). Buku ajar dasar-dasar kesehatan lingkungan. Banjarbaru: Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat.
MCA Indonesia. (2015). Stunting dan masa depan Indonesia. Jakarta. http://www.mcaindonesia.go.id/assets/uploads/media/pdf/MCAIndonesia-Technical-BriefStunting-ID.pdf
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2010). Ilmu kesehatan masyarakat: Teori dan aplikasinya. Jakarta: Salemba Medika.
Nadiyah, Briawan, D., & Martianto, D. (2014). Faktor risiko anak stunting pada anak usia 0–23 bulan di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara. Jurnal Gizi dan Pangan, 9(2), 147–154.*
Neldawati. (2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Kabupaten Malang.
Novianti, S., & Padmawati, R. S. (2020). Hubungan faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian stunting pada balita: Scoping review. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 16(1), 160–161.*
Pusdatin Kemenkes RI. (2018). Situasi balita pendek (stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Anggraini, L. (2018). Study guide: Stunting dan upaya pencegahannya. Yogyakarta: Penerbit CV Mine.
Santoso, S. (2009). Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Saryono. (2010). Catatan kuliah kebutuhan dasar manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sastroasmoro, S. (2014). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Semba, R. D., & Bloem, M. W. (2001). Nutrition and health in developing countries. New Jersey: Humana Press.
Sinatrya, A. K., & Muniroh, L. (2019). Hubungan faktor water, sanitation, and hygiene (WASH) dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso. Amerta Nutrition, 3(1), 11–19.*
Uliyanti, T., Tamtomo, D. G., & Anantanyu, S. (2017). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24–59 bulan. Jurnal Vokasi Kesehatan, 3(2), 1–11. http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK
UNICEF, WHO, & World Bank Group. (2019). Joint child malnutrition estimates (2019 edition).
Wiyogowati, C. (2012). Kejadian stunting pada anak berumur di bawah lima tahun (0–59 bulan) di Provinsi Papua Barat tahun 2010.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Media of Health Research

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
						
							







